Bagi diriku berkunjung ke suatu kota, tidaklah lengkap tanpa mengunjungi
Masjid yang menjadi ikon kota tersebut. Entah sebutannya sebagai Masjid
Raya atau Masjid Agung. Begitu juga dalam perjalananku ke Tanjung
Pinang kali ini. Masjid Raya Tanjung Pinang atau Masjid Raya Al Hikmah
menjadi salah satu tempat yang diriku hendak kunjungi. Bersama istri
tersayang, sore itu kami menuju ke sana.
Masjid Raya tersebut berlokasi di Jl. Masjid, Tanjung Pinang. Berada tak
begitu jauh dari Bestari Mall.
Sore itu cuaca sangat cerah. Dari Batu 8 menuju lokasi tak butuh waktu
lama. Mungkin sekitaran 15 menit saja.
Begitu sampai di sana, kami langsung menuju ruang sholat. Karena kami
sudah wudlu dari rumah dan masih terjaga, kami langsung saja sholat
sunnah
tahiyatul masjid. Setelah itu barulah kami meng-explore beberapa bagian dari masjid ini.
sunnah
tahiyatul masjid. Setelah itu barulah kami meng-explore beberapa bagian dari masjid ini.
Sejarah masjid ini tidaklah diketahui dengan pasti. Kapan berdirinya dan
siapa yang memprakarsainya. Tapi yang jelas usianya sudah lebih dari
100 tahun.
Bagian luar masjid ini menyajikan bentuk masjid yang bertingkat-tingkat.
Terdapat tiga tingkat di sana. Pada tingkat dua terdapat empat kubah
kecil yang berada di masing-masing sudutnya. Sementara pada bagian
paling atas terdapat empat buah kubah kecil yang berada pada setiap
sudutnya serta sebuah kubah yang besar pada bagian tengahnya. Semua
kubah tersebut berwarna hijau tua.
Menara masjid ini cukup tinggi. Dari dermaga Tanjung Pinang atau dari
selat menuju ke Pulau Penyengat, kami bisa melihatnya. Menara tersebut
berada di halaman depan masjid. Aneka ornamen khas melayu dengan
dominasi warna hijau tua dan putih menghias padanya.
Masuk ke bagian halaman masjid, kami dapati beberapa pohon palem tumbuh
di sana dengan ditata demikian rupa sehingga terkesan rapi. Bagian
serambi masjid ada di bagian utara (menghadap pintu masuk). Antara
serambi dan halaman masjid dibatasi oleh dinding yang dipadu dengan kaca
berbentuk lengkungan dengan hiasan kaligrafi menempel padanya.
Masjid di bagian luar masjid, tepatnya di bagian barat, di sana terdapat
beberapa permainan anak. Jarang-jarang kami mendapati masjid yang
halamannya terdapat sarana seperti itu.
Berpindah ke ruang dalam masjid. Untuk menuju ke sana, kami melalui
pintu yang berada di bagian utara. Terdapat ruang serambi di sana. Tapi
melihat bentuknya yang panjang dengan karpet berwarna biru yang
terhampar, mungkin ruangan tersebut seperti bagian selasar yang ada di
masjid-masjid yang lain.
Masuk ke bagian dalam yang merupakan ruang sholat utama. Di sana kami
melihat bahwa masjid ini hanya memiliki satu ruang sholat utama. Ruang
sholat wanita berada di sisi kiri belakang dengan dibatasi oleh pembatas
kain.
Karpet ruang sholat utama berwarna hijau polos. Tak adanya pembatas
berbentuk sajadah seperti di beberapa masjid pada umumnya, mungkin
dimaksudkan agar shoft para jamaah rapat dan rapi ketika menjalankan
sholat berjamaah.
Di dalam ruang sholat terdapat ornamen berupa kaligrafi ayat al quran
yang mengitari keempat sisi ruangan.
Di bagian depan ruang sholat ini (di dekat mihrab) terdapat sebuah
mimbar kayu yang berhias beberapa ornamen.
Untuk kenyamanan jamaah, beberapa kipas angin, baik yang ditempel di
tiang masjid atau tergantung di atap, dipasang di sana.
Pada setiap kolom/tiang masjid terdapat rak yang berbentuk melingkar
untuk meletakkan beberapa mushaf al quran. Hal itu tentu saja untuk
memudahkan jamaah ketika hendak mengambilnya untuk dibaca.
Ketika kami melihat ke atas, terlihatlah bagian dalam dari kubah masjid.
Berbentuk oktagonal dengan variasi segiempat dan oktagonal yang lebih
kecil. Tidak ada ornamen khusus yang terpasang di sana. Hanya deretan
kaca patri yang terpasang mengelilinginya.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore lebih. Matahari semakin condong
ke arah barat, untuk sebentar lagi tenggelam di balik ufuk. Saat itu
pula kunjungan ke masjid ini kami akhiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar